KARAWANG,Penasilet.com – Ketua Dewan Pimpinan Daerah LSM Gerhana Indonesia Jawa Barat, Januardi Manurung, melayangkan surat keberatan resmi kepada pihak SMAN 2 cikampek Langkah tegas ini diambil menyusul tidak adanya respon atas surat permohonan informasi publik yang sebelumnya dikirimkan pada 16 agustus 2025 lalu.
Surat keberatan yang dilayangkan bernomor:
061/KIP/DANA BOS/SMAN 2 CIKAMPEK/GI JABAR/IX/2025, dengan sifat: Penting, dan perihal: Keberatan, secara eksplisit ditujukan kepada Kepala Sekolah SMAN 2 cikampek sebagai atasan PPID sekolah tersebut.
Dalam keterangan resminya, Januardi Manurung menyebut bahwa hingga 22 hari kerja berlalu, pihak sekolah tidak memberikan tanggapan ataupun dokumen informasi publik yang diminta terkait pengelolaan Dana BOS.
“Kami menduga ada indikasi penyimpangan atau potensi korupsi yang sengaja ditutupi. Sebab itulah surat pertama kami diabaikan,” tegas Januardi Manurung.
Langkah keberatan ini merujuk pada:
1. PP No. 43 Tahun 2018 tentang Peran Serta Masyarakat dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
2. UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP).
3. Peraturan Komisi Informasi (PERKI) No. 1 Tahun 2021 tentang Standar Pelayanan Sengketa Informasi Publik.
Januardi Manurung menilai sikap diam dan tertutup dari SMAN 2 cikampek bukan hanya mencederai prinsip transparansi, tetapi juga mencurigakan. Ia menegaskan, DPD LSM Gerhana Indonesia Jawa Barat tidak akan tinggal diam dan akan membawa persoalan ini ke tingkat lebih lanjut jika dalam waktu dekat tidak ada balasan resmi.
“Kami mengharapkan segera ada tanggapan tertulis dari pihak SMAN 2 cikampek. Jika tidak, kami akan tempuh jalur sengketa informasi ke Komisi Informasi dan aparat penegak hukum,” pungkasnya.
Situasi ini menimbulkan tanda tanya besar di tengah masyarakat. Ada apa sebenarnya di balik pengelolaan Dana BOS di SMAN 2 cikampek?
Mengapa pihak sekolah memilih bungkam terhadap permintaan informasi publik yang sah menurut undang-undang?
LSM Gerhana Indonesia menyatakan akan terus mengawal kasus ini hingga terang-benderang.”(Red)”.
Editor: Tamrin