KOTA BATU,Penasilet.com – Rencana pembangunan gedung baru DPRD Kota Batu senilai sekitar Rp70 miliar dengan skema multi years yang masuk dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2026 menuai gelombang penolakan dari masyarakat.
Warga menilai, proyek tersebut tidak mendesak karena gedung DPRD yang ada saat ini masih dalam kondisi baik, kokoh, dan sangat layak digunakan. Polemik kian melebar ketika penolakan tak hanya datang dari Kelompok Kerja (Pokja) Peningkatan Status Kota Batu, namun juga dari para pelaku seni dan budaya.
Ketua Dewan Kesenian Kota Batu (DKKB), Sunarto, menegaskan bahwa pembangunan gedung baru DPRD berpotensi menjadi pemborosan APBD. Menurutnya, revitalisasi atau renovasi gedung lama jauh lebih efisien dibanding menghabiskan puluhan miliar rupiah untuk gedung baru.
“Gedung DPRD sekarang masih sangat layak ditempati. Kalau pun ada pembenahan tidak perlu anggaran besar. Justru yang sangat mendesak adalah rehabilitasi Gedung Kesenian Batu Aji yang selama ini menjadi satu-satunya laboratorium seni di Kota Batu,” ujar Sunarto, Jumat (19/9/2025).
Sunarto mencontohkan sejumlah aset budaya Kota Batu seperti Gedung Kesenian Batu Aji, GOR Ganesha, Batu Tourism Center (BTC), hingga Gedung Amongkarya yang kondisinya terbengkalai. Ia menyebut, Gedung Kesenian Batu Aji yang dibangun 2011 kini berusia 14 tahun tanpa perbaikan berarti.
“Bahkan kondisinya mirip ‘rumah hantu’ bagi wisatawan. Kami pelaku seni sampai patungan untuk perawatan, dari galang koin untuk beli cat hingga perbaikan seadanya. Harusnya dana besar itu dipakai membangun kembali gedung kesenian yang representatif, bukan memanjakan DPRD dengan fasilitas baru,” tegasnya.
Selain menyoroti potensi pemborosan, Sunarto menilai alokasi Rp70 miliar seharusnya difokuskan pada sektor produktif yang langsung menyentuh rakyat seperti UMKM, ekonomi kreatif, wisata budaya, infrastruktur dasar, pendidikan, dan kesehatan.
“Kalau dana itu diarahkan untuk UMKM atau wisata budaya, dampaknya luar biasa. Ekonomi rakyat akan terdongkrak, Kota Batu makin dikenal, bukan hanya wisata buatan tapi juga alam dan budaya,” ujarnya.
Sunarto bahkan menyebut rencana tersebut bertentangan dengan semangat efisiensi anggaran nasional yang digaungkan Presiden RI Prabowo Subianto. Menurutnya, masih banyak kebutuhan dasar yang lebih mendesak, mulai dari penerangan jalan umum (PJU), drainase, jalan tembus antar-desa, persoalan sampah, hingga penanganan kemiskinan dan pengangguran.
“Kalau anggaran dipakai hanya untuk gedung baru DPRD, tempat rapat sambil minum kopi, itu melukai hati rakyat. Kesenjangan antara wakil rakyat dan rakyatnya makin terasa seperti bumi dan langit,” kritiknya tajam.
Meski tegas menolak, Sunarto memastikan pihaknya tidak akan turun ke jalan melakukan demo. Sebagai gantinya, ia dan para pelaku seni berencana melayangkan surat resmi kepada eksekutif dan legislatif agar mengkaji ulang rencana tersebut.
“Karena kami cinta Batu, kami tidak ingin ribut di jalan. Kami akan bersurat dan mendesak agar rencana ini dibatalkan. Kepentingan rakyat harus di atas segalanya,” pungkasnya.”(YLD)”.
Editor: Tamrin