Foto: Ilustrasi
Oleh: Tim Redaksi
JAKARTA,Penasilet.com – Rabu, (17/9/2025) – Kita tengah hidup di era yang kian penuh dengan “Pahlawan Kesiangan”, mereka yang baru bersuara ketika kepentingannya terganggu, baru bertindak ketika sorotan publik menguntungkan, dan baru tampil saat aman untuk menyelamatkan citra diri. Fenomena ini menjamur, baik di kalangan pejabat, aktivis, akademisi, hingga selebritas. Mereka hadir bukan karena dorongan moral, tetapi karena momentum yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi atau kelompok.
Istilah “Pahlawan Kesiangan” menggambarkan dengan tepat betapa banyaknya figur publik yang absen saat rakyat membutuhkan keberanian di saat genting, tapi kemudian berebut panggung saat keadaan sudah terkendali. Mereka seolah ingin dikenang sebagai bagian dari solusi, padahal diam saat masalah membuncah.
Fenomena ini adalah bentuk lain dari krisis integritas: keberanian semu, empati palsu, dan kepedulian yang berakar dari kepentingan. Pahlawan kesiangan tidak hadir untuk perubahan sejati, mereka hanya numpang popularitas.
Masyarakat harus cerdas memilah mana yang benar-benar pejuang, dan mana yang sekadar pencitraan. Sebab perubahan tidak lahir dari kerumunan pahlawan musiman, tapi dari orang-orang yang konsisten berjuang bahkan ketika tak ada sorotan kamera.
Negara ini tidak butuh pahlawan kesiangan. Ia butuh orang-orang jujur yang berani melawan ketidakadilan sejak awal, bukan setelah semuanya aman dan menguntungkan.
Penulis: Tim Redaksi
Editor : Tamrin
#Editorial
#Opini
#Publik