Penasilet.com – Korupsi tidak hanya merugikan segelintir orang di negara ini. Beberapa kasus korupsi bahkan berdampak buruk bagi hajat hidup orang banyak. Maka dari itu, peran serta masyarakat dalam pemberantasan korupsi sangat diperlukan untuk menghindari kerugian yang sangat besar.
Sayangnya, banyak masyarakat yang tidak menyadari bahwa kontribusi mereka sangat krusial untuk memberantas korupsi. Padahal, sekecil apapun kontribusi tersebut akan sangat berarti bagi upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.
Masyarakat yang berintegritas, sadar akan bahaya korupsi, dan menghindari korupsi akan membentuk lingkungan yang antikorupsi untuk masa depan Indonesia yang lebih baik. Merangkum buku “Kapita Selekta dan Beban Biaya Sosial Korupsi” yang bisa diunduh di situs ACLC KPK, setidaknya ada lima peran masyarakat dalam memberantas korupsi. Kelima peran tersebut adalah:
1.Pantang terlibat tindak pidana korupsi
“Mulai dari diri sendiri” adalah kata yang paling tepat untuk menggambarkan poin ini. Bisa dibayangkan jika ratusan juta rakyat Indonesia sama-sama memegang teguh prinsip kejujuran, maka korupsi akan tinggal cerita.
Namun kesamaan persepsi ini tidak akan muncul begitu. Agar dapat menolak dan tidak terlibat dalam korupsi, seseorang harus memahami jenis-jenis tindak pidana korupsi yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001.
Dengan memahami apa dan bagaimana korupsi serta jenis-jenis korupsi, seseorang bisa dengan mudah menghindarinya. Jangan sampai, korupsi terjadi karena ketidaktahuan yang akan merugikan diri sendiri dan orang lain.
2.Berlatih untuk berintegritas
Seseorang yang antikorupsi haruslah memiliki integritas yang kokoh. Integritas adalah bertindak dengan cara yang konsisten dengan apa yang dikatakan. Nilai integritas merupakan kesatuan antara pola pikir, perasaan, ucapan, dan perilaku yang selaras dengan hati nurani dan norma yang berlaku.
Jika seseorang mengakui bahwa dia orang yang jujur, maka pengakuannya akan tercermin dari tindakan, perasaan, dan perilakunya. Integritas akan menjaga orang itu tetap jujur, walau tidak ada orang lain di sekitar yang melihat kejujurannya.
KPK merumuskan sembilan nilai integritas untuk mencegah korupsi, yaitu jujur, mandiri, tanggung jawab, berani, sederhana, peduli, disiplin, adil, dan kerja keras atau yang disingkat “Jumat Bersepeda KK”. Tidak hanya bagi diri sendiri, nilai integritas ini juga harus kita ajarkan kepada lingkungan, terutama keluarga sebagai yang terdekat.
3.Melaporkan tindak pidana korupsi
“Lihat, Lawan, Laporkan” sebagai salah satu jargon KPK bukannya tanpa arti. Dengan jargon tersebut, KPK mengajak masyarakat untuk melaporkan kepada aparat penegak hukum jika mendapati kasus korupsi.
Pelaporan masyarakat merupakan penyumbang terbesar dalam terbongkarnya kasus-kasus korupsi di Indonesia, mulai dari kasus kecil hingga kakap. Maka dari itu, peran masyarakat dalam pelaporan tindak pidana korupsi sangat penting.
Masyarakat yang antikorupsi tidak akan diam saja jika melihat korupsi di depan matanya. Namun ada keengganan masyarakat untuk melapor, salah satu alasannya karena khawatir keselamatannya terancam. Kekhawatiran itu seharusnya dapat ditepis karena KPK akan melindungi identitas pelapor.
4.Memperbaiki sistem sehingga antikorupsi
Masyarakat juga bisa berperan memberantas korupsi dengan berkontribusi dalam perbaikan sistem. Perbaikan sistem dimaksudkan untuk menutup celah-celah korupsi yang bisa dimanfaatkan para koruptor menilap uang negara.
Masyarakat yang memiliki kedudukan di pemerintahan atau perusahaan, bisa melakukan perbaikan sistem secara langsung. Mereka bisa mengidentifikasi celah-celah korupsi, misalnya pada pengadaan barang dan jasa atau rekrutmen serta promosi pegawai, dan menutupnya dengan kekuasaan yang dimiliki.
Namun untuk masyarakat umum, kontribusi untuk perbaikan sistem bisa dilakukan membantu pemantauan layanan publik, melakukan kajian terkait layanan publik, menyampaikan rekomendasi kepada pemerintah, atau membangun manajemen antikorupsi di lingkungan masing-masing.
5.Kampanye dan menyebarkan nilai integritas
Dengan prinsip pemberantasan korupsi tidak bisa dilakukan seorang diri, maka nilai-nilai antikorupsi dan integritas harus disebarluaskan. Seorang yang memegang teguh integritas harus menularkan nilai-nilai luhur tersebut ke sekitarnya, mulai dari keluarga, teman, kampus, atau rekan kerja.
Seseorang yang memiliki tekad kuat menjadi agen perubahan, sudah seharusnya memiliki pola kampanye antikorupsi. Tidak selalu harus dengan sosialisasi yang serius, bisa juga melalui aksi kreatif sebagai pemantik kesadaran antikorupsi, seperti puisi, lagu, atau dongeng.
KPK memiliki solusi bagi masyarakat yang ingin terlibat aktif dalam kampanye antikorupsi, yaitu dengan menjadi menjadi Penyuluh Antikorupsi (Paksi) atau Ahli Pembangun Integritas (API). Paksi dan API adalah insan yang kompeten dalam menyampaikan kampanye antikorupsi karena telah tersertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi KPK.
Sejatinya setiap masyarakat Indonesia berpotensi menjadi agen perubahan antikorupsi, hanya perlu memunculkan kesadaran bahwa Indonesia yang lebih baik bisa diwujudkan dengan bantuan kita. Dengan peran serta masyarakat, bukan tidak mungkin korupsi akan jadi barang langka lalu punah di negeri ini.
Demikianlah cara Masyarakat berperan dalam pemberantasan korupsi,artikel ini di kutip dari laman resmi ACLC KPK.go.id Pusat edukasi Anti Korupsi KPK.”(Red)”
Editor:Tamrin.