Kasat Narkoba Polrestabes Makassar Diduga Melakukan Pembohongan Publik Demi Melindungi Pembunuh Sadis Berkedok Polisi

  • Bagikan

Makassar: Penasilet.com

Anggota Satres Narkoba Polrestabes Makassar Telah melakukan penangkapan terhadap Muhammad Arfandi Ardiansyah yang berusia tujuh belas (17) tahun warga kelurahan Kandea tiga lorong enam dengan dugaan bandar narkoba jenis sabu, minggu dini hari yang diperkirakan sekitar pukul 02 wita.

Adapun penangkapan tehadap Muhammad Arfandi Ardiansyah, Anggota Satres Narkoba diduga melakukan pengembangan dengan cara kekerasan karena ditubuh korban terdapat beberapa luka memar pada saat korban dikembalikan dalam keadaan sudah tidak bernyawa, Minggu (15/5/2022).

Menurut salah satu keluarga korban, “ini anak sementara berkendara tiba tiba dicegat lalu dia lari menggunakan sepeda motor dan sampai sekarang kendaraan nya belum diketahui dimana keberadaannya”.

“Muhammad Arfandi Ardiansyah ditangkap dalam keadaan sehat, mengapa dikembalikan dalam keadaan meninggal dunia dengan tubuh penuh luka dan memar,” tambahnya.

Ditempat terpisah. Kasat Narkoba Polrestabes Makassar, Kompol Doli Martua mengatakan hal yang berbeda.

“Setelah diringkus, Arfandi sempat dibawa untuk pengembangan. Polisi menuding korban melakukan perlawanan hingga tiba-tiba sesak napas dan meninggal dunia saat dibawa ke Biddokkes Polda Sulsel” Tegasnya.

“Saat kita amankan pelaku ke posko, kendalanya saat itu sesak napas dan kita bawa ke Dokkes karena saat itu meninggal dalam perjalanan,” lagi kasat narkoba.

Doli mengaku tak bisa menjelaskan penyebab luka di tubuh korban. Dia mengatakan pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan Biddokkes Polda Sulsel.

“Untuk sementara hasil visum Dokkes terkait luka lebam masih tahap pemeriksaan,”

“Sesak nafas, Luka memar dan menghembuskan nafas terakhir, apakah itu semua disebabkan oleh tindakan kekerasan oknum satnarkoba, karena selama ini Muhammad Arfandi Ardiansyah tidak pernah mempunyai riwayat sesak nafas,” ungkap tetangga korban.

Menyentil terkait dugaan bandar narkoba, bapak korban mengatakan, “Anak saya sementara mengendarai motor tiba tiba dicegat oleh anggota Satnarkoba lalu digeledah. Karena tidak mendapatkan barang bukti akhirnya dipukul agar memperlihatkan barang bukti,” paparnya.

“Karena barang bukti tidak ditemukan, anak saya dipaksa untuk mencari bandar narkoba walau anak saya sudah mengatakan dirinya tidak tau soal narkoba, namun oknum polisi tetap memaksakan dengan kekerasan hingga akhirnya anak saya menghembuskan nafas terakhir” tutupnya.

Menanggapi kejadian tersebut, Anggota team investigasi Lembaga Barisan Rakyat Anti Korupsi Indonesia, Daeng tarang mengatakan, “Kami minta kepada kasat Narkoba Polrestabes Kompol Doli Martua untuk tidak memberi keterangan yang diduga tidak sesuai fakta demi membela anggotanya, silahkan kasat narkoba bela anggotanya namun jangan menyebar informasi yang diduga pembohongan publik melalui media,” harapnya.(Ariani)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!